Kebenaran
Memimpikan
Rasulullah SAW
Allah SWT, memberikan kemampuan kepada
syetan dan jin untuk menyamar dengan
bentuk-bentuk yang baikatau buruk. Allah
juga memberikan kemampuan kepada
mereka untuk menjelma ke dalam mimpi
manusia, dengan bentuk mimpi yang mereka
inginkan dan dengan wujud yang mereka
inginkan.
Syetan dan jin dapat menyamar dengan rupa
manusia. Mereka dapat mengetahui isi hati
manusia. Bahkan, mereka dapat mengetahui
hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia
sendiri. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya setan berjalan di dalam diri
anak Adam melalui aliran darah,” (HR.
Bukhori, Muslim)
Namun begitu, Allah SWT menghalangi jin
untuk menyerupai Nabi SAW di dalam mimpi
manusia. Allah tidak memberikan
kemungkinan kepada syetan maupun jin
untuk menyerupai wujud Nabi Muhammad
SAW.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang
melihatku (di dalam mimpi) maka apa yang
ia lihat adalah benar karena syetan tidak
dapat menyerupai diriku.” (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang
melihatku di dalam mimpi, ia benar-benar
melihatku karena syetan tidak dapat
menjelma menjadi wujudku,” (HR. Bukhari)
Rasulullah juga bersabda, “ Barangsiapa yang
melihatku di dalam mimpi, maka ia seperti
melihatku di dalam keadaan terjaga. Syetan
tidak dapat menyerupai diriku” (HR. Muslim,
Abu Daud, Ibn Hambal)
Barangsiapa yang melihat Nabi SAW di
dalam mimpinya, maka ia benar-benar
melihat Rasulullah sAW. Hal ini tidak dapat
disangkal dan diragukan lagi oleh siapapun.
Tidak seperti memimpikan manusia-manusia
lain karena syetan masih dapat menyerupai
wujud mereka. Mereka bermaksud untuk
menipu, mengelabui dan menyesatkan orang
yang sedang bermimpi.
Para ulama menjelaskan bahwa cara
seseorang untuk membuktikan sosok yang
hadir dalam mimpi itu adalah Rasulullah,
bisa dengan 3 hal berikut ini.
1. Orang yang terlihat di dalam mimpi
mengaku bahwa ia adalah Nabi Muhammad
SAW. Misalnya ia berkata, “Aku adalah
Rasulullah,” atau “ Akulah Muhammad bin
Abdullah,” atau “Akulah Nabimu,” atau kata-
kata lain yang sejenis.
2. Orang yang bermimpi mengetahui dan
meyakini bahwa seseorang yang ia lihat di
dalam mimpinya adalah Nabi Muhammad
SAW tanpa ada seseorang yang memberi
tahu kepadanya.
3. Ada orang lain yang bekata di dalam
mimpinya, “Orang yang kamu lihat itu
adalah Nabi SAW atau “orang yang bicara
denganmu itu adalah Nabi SAW,”atau “Orang
yang akan kamu lihat, atau yang akan kamu
ajak bicara, atau yang akan menemuimu
atau yang akan kamu temui adalah
Rasulullah SAW”. Hal ini baik si pemimpi
melihat orang yang berkata akan hal itu
maupun hanya mendengar suaranya.
Dengan tiga hal tersebut, seseorang yang
melihat Rasulullah SAW di dalam mimpinya
dapat meyakini bahwa sosok yang hadir di
dalam mimpinya benar-benar Nabi
Muhammad SAW, Ia tidak perlu ragu sedikit
pun. (Sumber: Rahasia Mimpi Bertemu
Rasulullah, Abu Anas Abdul Aziz, Pena).